Jumat, 05 Maret 2021

KEHIDUPAN PEKERJA TAMBANG BATUBARA

  Seputar Tambang-Kehidupan yang ada di lokasi pertambangan sesuai yang saya alami sendiri sebagai pegawai di salahsatu perusahaan yang ada di bidang pertambangan khusunya pertambangan batubara akan saya bahas di berbagai aspek :

1. Cuti

    Cuti merupakan waktu yang sangat di nanti para pekerja tambang, di mana bisa berkumpul dengan keluarga, sahabat serta orang tua. Biasanya waktu cuti itu beragam ada yang 2 minggu ada yang 3 minggu dan jika itu di tambah dengan cuti tahunan ada yang sampai 1 bulan lamanya.

    Untuk mendapatkan waktu cuti biasanya karyawan wajib menyelesaikan waktu kerja sesuai ST (Surat Tugas) yang di terima oleh pegawai setelah balik dari cuti tersebut.

Foto: Area Pertambangan Batubara

        Kegiatan cuti bisa juga menjadi kegiatan menyenangkan di antaranya makan bersama keluarga, serta melakukan aktifitas lainnya seperti melihat perternakan yang sudah di bangun.

       Bertemu dengan tetangga/teman serta dengan obroran santai serta menanyakan informasi yang telah di lewati selama kita kerja di lokasi pertambangan itu bisa menambah informasi buat kita sendiri.

        Berbelanja dengan istri serta anak dan orang tua bisa juga hal menarik pada saat cuti, di mana kalau di lokasi pertambangan untuk membeli banyak barang juga sulit, dimana jarak antara mess dengan rumah warga biasanya jauh serta waktu yang sedikit dengan rutinitas kerja yang ada di pertambangan.

2. Di Lokasi Pertambangan

        Kehidupan di lokasi pertambangan itu juga berbeda-beda, tergantung di mana lokasi kerja kita. Ada yang dekat dengan desa/kota, serta ada juga yang benar-benar jauh dari desa/kota.

Foto : Ilustrasi Cuti


        Jika dekat dengan desa/kota, kita bisa sedikit senang di mana masih banyak yang bisa kita beli untuk di bawa ke dalam mess, tetapi beda hal nya jika lokasi kerja yang jauh dari desa/kota dimana hanya fokus kerja dan makanan di suplay dari bagian catering yang sudah berkerja sama dengan perusaan. 

        Biasanya kalo lokasi kerja kita jauh dari desa, harapannya biasanya adanya Koperasi dari perusaan yang buka untuk menjual minuman seperi kopi dan teh yang bisa kita beli.

Waktu kerja di tambang

Waktu kerja di tambang itu berbagai type di antaranya:

        1. Operator 

 Operator/Driver itu biasanya ada yang mempunyai 2 shift dan ada juga yang 3 shift. Jika Operator masuk di 2 shift di mana waktu kerja 12 jam/shift nya, dan jika masuk 3 shift di mana waktu kerja 8 jam/shift nya.

  Semakin tinggi jam kerja, biasanya semakin banyak pendapatan yang bisa di hasilkan, tapi sebanding juga dengan kondisi badan yang lebih capek ketimbang yang kerja di 3 shift, tergantung dari setingan yang sudah di siapkan oleh departement yang mengurusi untuk operator/driver.


        2. Staff

Untuk staff biasanya cuma 2 shift, di mana tiap hari waktu kerja 12jam. biasanya nya dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore.

 Untuk staff sendiri itu sendiri di bedakan dari yang bisa ambil lembur (Golongan 1-3), kalau golongan 4 tidak mendapatkan lembur. Untuk pendapatan dari jam kerja golongan 1-3 biasanya lebih banyak ketimbang golongan 4, tetapi golongan 4 akan mendapatkan bonusan yang nilainya melebihi nilai lembuaran selama 1 tahun.


Foto : Lokasi Tambang Batubara

Biasanya kalau yang shift 1 di mana bangun sebelum sholat shubuh, langsung mandi di lanjutkan dengan makan lanjut sholat shubuh. Lalu menuju ke lokasi tempat parkiran sarana Bus yang akan mengantarkan ke dalam lokasi tambang. Sampai di tambang biasanya ada yang menempuh waktu 30 menit bahkan ada yang sampai 1 jam. Sampai di Lokasi Tambang lalu melakukan absen pagi di lanjutkan melihat setingan unit bagi operator, melakukan p5m bagi mekanik.


Waktu pulang juga biasanya jam 6 di mana jam 5 sudah melakukan beres-beres dan siap untuk menuju parkir Bus yang akan mengantarkan ke Mess.

Itulah Kehidupan Pekerja Pertambangan Batubara Menurut saya.

Nantinya Bakal kita update.

      Salam,






Seputar Tambang








Kamis, 04 Maret 2021

QUESTER CWE 370 6x4 Rigid


    Quester CGE370 dan CWE370 dilengkapi dengan mesin teknologi terbaru tipe GH11E, yaitu 370 HP dengan torsi maksimum 1.700 Nm yang dicapai pada putaran rendah 1.000 – 1.400 rpm. 

    Mesin tipe ini memiliki engine management system yang dapat memberikan informasi dan diagnosa mesin kepada pengemudi. Selain itu, truk Quester juga memiliki fitur real-time fuel coach yang akan memberikan saran kepada pengemudi bagaimana melakukan pemindahan transmisi maupun akselerasi secara optimal sehingga konsumsi bahan bakar truk Quester dapat menjadi lebih efisien. Sehingga meskipun mesin ini menghasilkan tenaga yang besar, bahan bakarnya tetap irit.

    UD Trucks juga sangat memperhatikan kenyamanan serta keamanan berkendara bagi pengemudi. Dibuktikan dengan kabin UD Trucks Quester yang memiliki berbagai macam fitur untuk mendukung kenyamanan pengemudi serta telah lolos uji tabrakan (crash test) sehingga keamanan pengemudi terjamin. Selain itu, untuk operasi di area tambang batu bara, kabin Quester dirancang secara khusus oleh UD Trucks dengan bumper depan yang terbuat dari baja dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai level ground clearance dan approach angle yang maksimal agar truk Quester bisa bergerak lincah di medan tambang batu bara  yang tidak rata. 

    Semua unit dari UD Trucks dilengkapi dengan UD Telematics yang dapat memantau kondisi unit dari jarak jauh serta mendapat informasi terkini mengenai unit secara real-time. Adanya fitur ini dapat meningkatkan profitabilitas bisnis pelanggan.


Dimensi dan Berat


Spesifikasi Teknik





         Terima kasih, 

  
     Seputar Tambang



Rabu, 03 Maret 2021

Batubara

Apa itu Batubara? 



    Batubara adalah substansi heterogen yang terbentuk dari dekomposisi tumpukan tanaman selama kira-kira 300 juta tahun, bersifat mudah terbakar karena memiliki komponen saling berbeda antara lain karbon, hidrogen, oksigen serta unsur tambahan berupa belerang dan nitrogen.

    Dekomposisi batubara terjadi karena proses biologi dengan mikroba dimana banyak oksigen dalam selulosa diubah menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Perubahan disebabkan adanya tekanan, pemanasan yang kemudian membentuk lapisan tebal sebagai akibat pengaruh panas bumi dalam jangka waktu berjuta-juta tahun, sehingga lapisan tersebut akhirnya memadat dan mengeras (Yunita, 2000).


    Batubara adalah barang tambang yang berasal dari sedimen bahan organik dari berbagai macam tumbuhan yang telah membusuk dalam waktu yang sangat lama dan di area dengan karakteristik kandungan air cukup tinggi. Pembentukan batu bara dimulai dengan proses pembusukan timbunan tanaman dalam tanah dan membentuk lapisan gambut dengan kadar karbon tinggi.


    Terdapat dua teori yang menjelaskan mengenai pembentukan batubara yakni teori insitu dan teori drift. Teori insitu mengatakan bahwa bahan-bahan pembentukan lapisan batubara, terbentuknya di tempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi, tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Sedangakan, teori drift menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di tempat yang berbeda dengan tempat terbentuknya batubara. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air dan berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses coalification


Proses Pembentukan Batubara 
Menurut Susilawati (1992), proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap, yaitu:

a. Tahap biokimia (penggambutan) 

Tahap penggambutan adalah tahap ketika sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaeorobik) di daerah rawa dengan sistem penisiran (drainage system) yang buruk dan selalu tergenang air beberapa inci dari permukaan air rawa. Material tumbuhan yang busuk tersebut melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik danfungi, material tumbuhan itu diubah menjadi gambut.

b. Tahap pembatubaraan (coalification) 

Tahap ini merupakan proses diagenesis terhadap komponen organik dari gambut yang menimbulkan peningkatan temperatur dan tekanan sebagai gabungan proses biokimia, kimia dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan sedimen yang menutupinya dalam kurun waktu geologi. Pada tahap tersebut, persentase karbon akan meningkat, sedangkan persentase hidrogen dan oksigen akan berkurang sehingga menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat maturitas material organiknya.


Terdapat dua teori yang menjelaskan proses terjadinya batubara yaitu:
  1. Teori In-situ. Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan di tempat dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik. 
  2. Teori Drift. Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan ditempat dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya terjadi di delta mempunyai ciri-ciri lapisannya yaitu tipis, tidak menerus (splitting), banyak lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi).

Jenis-jenis Batubara 

Berdasarkan tingkat proses pembentukan, derajat dan kualitasnya, batubara dibagi menjadi lima jenis, yaitu:



a. Gambut (Peat) 

Golongan ini sebenarnya termasuk jenis batubara, tapi merupakan bahan bakar. Hal ini disebabkan karena masih merupakan fase awal dari proses pembentukan batubara. Endapan ini masih memperlihatkan sifat awal dari bahan dasarnya (tumbuh-tumbuhan). Gambut merupakan jenis batubara peringkat rendah dan memiliki pori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

b. Lignite/Batubara Muda (Brown Coal) 

Golongan ini sudah memperlihatkan proses selanjutnya berupa struktur kekar dan gejala pelapisan. Apabila dikeringkan, maka gas dan airnya akan keluar. Endapan ini bisa dimanfaatkan secara terbatas untuk kepentingan yang bersifat sederhana, karena panas yang dikeluarkan sangat rendah. Batubara muda memiliki kandungan karbon dan energi yang rendah, kadar air, zat volatile dan mineral anorganik yang tinggi. Sehingga pemanfaatannya sebagai sumber energi menjadi tidak menguntungkan sebagian energi yang dihasilkan dipakai menguapkan air dan mengurangi energi bersih diperoleh.

c. Sub Bituminus (Sub-Bituminous) 

Golongan ini memperlihatkan ciri-ciri tertentu yaitu warna yang kehitam-hitaman dan sudah mengandung lilin. Endapan ini dapat digunakan untuk pemanfaatan pembakaran yang cukup dengan temperatur yang tidak terlalu tinggi. Mengandung sedikit karbon dan banyak mengandung air dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien.

d. Bituminus (Bituminous) 

Golongan ini dicirikan dengan sifat-sifat yang padat, hitam, rapuh (brittle) dengan membentuk bongkah-bongkah prismatik. Berlapis dan tidak mengeluarkan gas dan air bila dikeringkan. Endapan ini dapat digunakan antara lain untuk kepentingan transportasi dan industri. Bituminus mengandung 68-86% unsut karbon (C) dan berkadar air 8- 10% dari beratnya, dan memiliki kandungan abu dan sulfur yang sedikit.

e. Antrasit (Anthracite) 

Merupakan kelas batubara tertinggi dengan warna hitam berkilauan metalik, mengandung antara 86-98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%. Golongan ini berwarna hitam, keras, kilap tinggi, dan pecahannya memperlihatkan pecahan chocoidal. Pada proses pembakaran memperlihatkan warna biru dengan derajat pemanasan yang tinggi. Digunakan untuk berbagai macam industri besar yang memerlukan temperatur tinggi.

Analisa dan Pengujian Batubara 

Terdapat tiga jenis analisa dan pengujian batubara, yaitu sebagai berikut:

  • Analisa Proksimat (Analisa pendekatan). Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar moisture (air dalam batubara) kadar moisture ini mencakup pula nilai free moisture serta total moisture, ash(abu), volatile matters (zat terbang), dan fixed carbon (karbon tertambat). 
  • Analisa Ultimat (Analisa Elementer). Analisa Ultimat batubara dilakukan untuk menentukan kadar karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan sulfur (S) dalam batubara. Analisa ultimat saat ini sepenuhnya dilakukan oleh alat yang sudah terhubung dengan komputer. Prosedur analisis ultimat ini cukup ringkas, cukup dengan memasukkan sampel batubara ke dalam alat dan hasil analisis akan muncul kemudian pada layar komputer.
  • Analisa Lain-Lain. Analisa lain-lain adalah analisa untuk menentukan calorfic value (nilai kalor), total sulfur, ash (susunan kandungan abu), ash fusion temperature (AFT) (titik leleh abu), hardgrove grindability index (HGI) dan lain-lain.
Terdapat beberapa dasar dan basis data dalam menampilkan hasil analisa batubara, yaitu sebagai berikut


  1. As Received (ar), adalah suatu analisis yang didasarkan pada kondisi dimana batubara diasumsikan seperti dalam keadaan diterima.
  2. Air Dried Base (adb), adalah suatu analisis yang dinyatakan pada basis contoh batubara dengan kandungan air dalam kesetimbangan dengan atmosfir laboratorium.
  3. Dry Based (db), adalah suatu analisis yang didasarkan pada kondisi dimana batubara diasumsikan bebas air total. 
  4. Dry Ash Free (daf), adalah suatu analisis yang dinyatakan pada kondisi dimana batubara diasumsikan bebas air total dan kadar abu.
  5. Dry Mineral Matter Free (dmmf), adalah suatu analisis yang dinyatakan pada kondisi dimana batubara diasumsikan bebas air total dan bahan mineral.

Parameter Kualitas Batubara 

Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditunjukkan pada saat memberikan perlakuan panas terhadap batubara, cara ini biasa disebut analisa proksimat dan analisa ultimat. Parameter-parameter yang terukur pada analisa proksimat adalah kandungan abu (ash), lengas tertambat (inherent moisture), kadar karbon, hidrogen, sulfur, nitrogen dan oksigen.

Pengujian sifat fisik batubara yang juga sering dilakukan yaitu pengujian nilai kalor (calorific value), indeks kegerusan hirdgrove (hirdgrove gridability index), analisis titik leleh abu (ash fusion temperature), pengujian nilai muai bebas (free swelling index) dan lain-lain.

Berikut ini beberapa parameter dalam pengukuran kualitas batubara, yaitu:
  1. Kadar Air Lembab (IM). Kadar Air Lembab (IM) yaitu kandungan air bawaan setelah contoh dikondisikan diruang pengujian laboratorium. 
  2. Kadar Abu (Ash). Kadar Abu (Ash) adalah zat organik yang dihasilkan setelah batubara dibakar. Kadar abu dapat dihasilkan dari pengotoran bawaan dalam proses pembentukan batubara maupun pengotoran yang berasal dari proses penambangan. 
  3. Zat Terbang (VM). Kadar Zat Terbang (VM) adalah zat aktif yang menghasilkan energi panas apabila batubara tersebut dibakar. Umumnya terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti Hidrogen, Karbon Monoksida (CO) dan Metan (CH4). Volatile Matter sangat erat kaitannya dengan rank batubara, makin tinggi kandungan VM makin rendah kelasnya. Dalam pembakaran batubara dengan VM tinggi akan mempercepat pembakaran karbon tetap (Fixed Carbon/FC). Sebaliknya bila VM rendah mempersulit proses pembakaran.
  4. Karbon Tetap (FC). Kadar Karbon Tetap (FC) adalah karbon yang terdapat dalam batubara yang berupa zat padat / karbon yang tertinggal sesudah penentuan nilai zat terbang (VM). Melalui pengeluaran zat terbang dan kadar air, maka karbon tertambat secara otomatis sehingga akan naik. Dengan begitu makin tinggi nilai karbonnya, maka peringkat batubara meningkat. 
  5. Nilai Kalor (CV). Nilai Kalor (CV) adalah penjumlahan dari harga-harga panas pembakaran unsur-unsur pembentuk batubara.

Daftar Pustaka

  • Yunita, P. 2000. Pembuatan Briket Dari Batubara Kualitas Rendah Dengan Proses Non Karbonisasi Dengan Menambahkan MgO dan MgCl2. Surabaya: UPN Press.
  • Susilawati. 1992. Proses Pembentukan Batubara - Analisa Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung: ITB.
  • Mutasim Billah. 2010. Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah dengan Menggunakan Minyak Tanah dan Minyak Residu. Surabaya: UPN Press.



Kontak Kami





Untuk endorse/Promote bisa menghubungi kami di bawah ini :

Whats'app : 0813 8308 0939

Alamat : Jakarta, Indonesia




QUESTER GWE 410 (6X4)

    Produk Quester Euro 5 ini tersedia dengan kapasitas tenaga mesin yang lebih besar dan efisien sampai dengan 410 hp dengan torsi maksimum...